Wanita Hamil Perlu Mewaspadai Gejala dan Tanda Preeklamsia

Wanita Hamil Perlu Mewaspadai Gejala dan Tanda Preeklamsia
Credits: Freepik

Bagikan :


Preeklamsia merupakan salah satu penyebab meningkatnya risiko lahir mati (still birth) pada janin. Kondisi ini dapat terjadi sebagai komplikasi kehamilan yang dipicu oleh tekanan darah tinggi dan tingginya kadar protein dalam urin (proteinuria).

Preeklamsia biasanya baru berkembang pada usia kehamilan 20 minggu, di mana tekanan darah sebelumnya normal. Preeklamsia dapat mempengaruhi organ lain di dalam tubuh dan berbahaya bagi ibu dan janin yang sedang berkembang.

 

Seperti Apa Preeklamsia Berkembang?

Ketika seorang Ibu menderita Preeklamsia, maka tekanan darah akan meningkat lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Kondisi ini disertai tingginya kadar protein di dalam urin.

Preeklamsia menyebabkan tekanan pada jantung dan organ lain yang berisiko mengakibatkan komplikasi serius. Selain itu, Preeklamsia juga mempengaruhi suplai darah ke plasenta 'ari-ari', mengganggu fungsi hati dan ginjal serta menyebabkan cairan menumpuk di dalam paru-paru.

 

Siapa yang Berisiko Mengalami Preeklamsia?

Preeklamsia adalah penyulit kehamilan yang juga mempersulit persalinan. Preeklamsia juga menjadi alasan sebagian besar persalinan prematur (persalinan sebelum 37 minggu).

Umumnya ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko Preeklamsia, di antaranya:

  • Kehamilan yang pertama kali
  • Adanya riwayat tekanan darah tinggi, penyakit ginjal dan diabates
  • Sedang hamil janin kembar
  • Adanya riwayat kesehatan keluarga dengan Preeklamsia
  • Adanya kondisi autoimun, seperti lupus
  • Obesitas
  • Jika tidak segera diatasi, Preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi fatal yang membahayakan ibu dan janin.

 

Gejala Preeklamsia

Sepertinya halnya pada tekanan darah tinggi, sebagian besar ibu hamil dengan Preeklamsia juga tidak menyadari gejala apapun. Pemeriksaan tekanan darah akan tinggi pada ibu hamil yang mengalami Preeklamsia.

Berikut adalah beberapa gejala yang menyertai Preeklamsia, di antaranya:

  • Kelebihan protein di dalam urin atau yang disebut juga proteinuria sebagai salah satu tanda problem ginjal
  • Menurunnya kadar trombosit di dalam darah
  • Meningkatnya enzim hati yang mengindikasikan adanya problem hati
  • Sakit kepala parah
  • Perubahan pada penglihatan seperti penglihatan yang buram, sensitif terhadap cahaya, kehilangan penglihatan temporer
  • Sesak napas yang disebabkan adanya penumpukan cairan di paru-paru
  • Rasa sakit di perut bagian atas terutama di bawah iga sebelah kanan
  • Mual atau muntah
  • Penambahan berat badan dan pembengkakan yang seringkali terlihat di wajah, kaki dan tangan yang terjadi secara mendadak

 

Bagaimana Cara Mengobati Preeklamsia?

Preeklamsia adalah kondisi yang tidak bisa disembuhkan. Sehingga satu-satunya cara adalah melakukan pemantauan tekanan darah hingga saatnya persalinan tiba.

Pada kondisi Preeklamsia yang berat, seorang Ibu mungkin akan mendapatkan pengobatan untuk membantu menurunkan tekanan darah, obat-obatan kortikosteroid yang membantu meningkatkan kesehatan paru-paru bayi, serta obat anti kejang.

Pada kondisi yang tidak parah, gejala Preeklamsia akan mereda setelah usia kehamilan 37 minggu atau setelah persalinan. Dengan kondisi Preeklamsia, seorang Ibu tidak bisa memilih persalinan pervaginam. Prosedur persalinan akan ditentukan dan dipilih oleh dokter sesuai dengan kondisi seorang Ibu, untuk itu bicarakan terlebih dahulu apabila seorang Ibu memiliki pertimbangan tertentu.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Kamis, 13 April 2023 | 16:30